Berlayar ke Melbourne
Awalnya gue sebel sama alurnya yang maju mundur tanpa
peringatan. Sedikit membuat pusing dan bingung. Bete juga sih, ini sebenernya
mau cerita di 'masa' kapan sih? Atau gue tipe pembaca yang selalu ingin
merasakan pergolakan emosi dalam tulisan? tapi alurnya terus seperti itu
hingga page ke 88. Dan tanpa sadar gue menyelami alurnya, menggambarkan
tokohnya dalam pikiran gue, melihat semakin kedalam karakter tokohnya, memahami
bagaimana Max dan Laura yang menjalani kisah ini, hei, Winna ini benar-benar
penulis.
Pelan-pelan, halus dan pasti dia menggambarkan karakter dari tokohnya, ga hanya secara fisik tapi juga sifat, kelakuan, pola pikir hingga kesukaan dari si tokoh. Hmmm gue yg sampai sekarang masih belum bisa membuat karakter tokoh dalam tulisan gue (belum bisa disebut cerpen/novel dsb- I know I should down to earth), heiii... I should build my own character! This a good one books...
And I continue to read until finish..
Pelan-pelan, halus dan pasti dia menggambarkan karakter dari tokohnya, ga hanya secara fisik tapi juga sifat, kelakuan, pola pikir hingga kesukaan dari si tokoh. Hmmm gue yg sampai sekarang masih belum bisa membuat karakter tokoh dalam tulisan gue (belum bisa disebut cerpen/novel dsb- I know I should down to earth), heiii... I should build my own character! This a good one books...
And I continue to read until finish..
Gue suka bagian endingnya, Laura yang pada akhirnya
menyadari bahwa dirinya bagian dari Max dan Max bagian dari Laura. Such a
lovely ending. Sebuah ending cerita yang ga harus dijelaskan kedua tokoh ini
menjadi satu.
0 Komentar