kebetulan
Dalam dunia nyata, selama ini gue belum pernah merasakan kebetulan.
Semua terjadi karena rencana yang sukses dan rencana yang gagal.
Kebetulan itu hanya ada di dunia sinetron, dunia film, fiksi tentu saja.
Kebetulan yg gue maksud lebih ke hal-hal kecil dikegiatan sehari-hari
gue. Let say, I'm working in my hospital and then I meet someone, who is
exactly to be my other half soul. Is it possible? We just can say that
can be happen when Allah say yes. So, all of that kebetulan is depend on
Allah decision. And no kebetulan didalam hal ini. Atau mungkin gue ga
sadar akan kebetulan yang terjadi di sekeliling gue? Bisa jadi hal itu
yg terjadi ke gue ya.. Hmm..
Apakah salah kalau gue mengharapkan kebetulan-kebetulan kecil yang ada di dunia fiksi itu terjadi di hidup gue? Berharap sesuatu yg menggemparkan kehidupan cinta gue. Setelah beberapa kali gue jadi sakit karenanya. Dan sekarang gue rindu rasa jatuh cinta. Gue rindu merasa excited melihat seseorang yang gue suka. Terdiam mematung menatapnya dikejauhan. Dan merasa sangat bersyukur apabila dia dan gue bisa bersatu dalam satu kehidupan bersama.
Kebetulan dari dunia fiksi, contohnya, si cewe turun tangga tanpa melihat arah karena merasa sudah terbiasa menuruni tangga itu sehari-harinya, berjalan saja, dan akhirnya terpeleset dan hampir jatuh disaat yg bersamaan sang lelaki berada tepat di satu anak tangga dibawahnya, menopang sang cewe dengan erat, rengkuhan lengan yang kokoh melindunginya. Kaki si cewe terkilir sedikit, dia menolongnya.
That's it. Mungkin cerita tersebut bisa dibilang kebetulan? Atau kalian punya pendapat lain?
Apakah salah kalau gue mengharapkan kebetulan-kebetulan kecil yang ada di dunia fiksi itu terjadi di hidup gue? Berharap sesuatu yg menggemparkan kehidupan cinta gue. Setelah beberapa kali gue jadi sakit karenanya. Dan sekarang gue rindu rasa jatuh cinta. Gue rindu merasa excited melihat seseorang yang gue suka. Terdiam mematung menatapnya dikejauhan. Dan merasa sangat bersyukur apabila dia dan gue bisa bersatu dalam satu kehidupan bersama.
Kebetulan dari dunia fiksi, contohnya, si cewe turun tangga tanpa melihat arah karena merasa sudah terbiasa menuruni tangga itu sehari-harinya, berjalan saja, dan akhirnya terpeleset dan hampir jatuh disaat yg bersamaan sang lelaki berada tepat di satu anak tangga dibawahnya, menopang sang cewe dengan erat, rengkuhan lengan yang kokoh melindunginya. Kaki si cewe terkilir sedikit, dia menolongnya.
That's it. Mungkin cerita tersebut bisa dibilang kebetulan? Atau kalian punya pendapat lain?
0 Komentar